Popular Posts

Blog Feed Kawan

Sabtu, 10 Januari 2015

Aku Spesial

Papa, Mama tau nggak?
Aku sebenarnya iri sama mereka yang hidupnya bebas bergantung kepada orang tuanya. Mereka bisa mendapatkan apa yang mereka mau hanya dengan ucapan "Pa/Ma beliin ini dong.".

Papa, Mama tau nggak?
Aku iri sama mereka yang rumahnya diisi oleh canda tawa keluarga. Papa, Mama, Adik, Kakak hidup bersama untuk menciptakan keadaan yang luar biasa indahnya. Namun aku pernah merasakannya kok. Walaupun hanya "pernah".

Papa, Mama tau nggak?
Ketika kalian bercerai aku tampak tak peduli. Aku tampak santai dan terkesan cuek tapi dibalik itu banyak air mata yang keluar hanya untuk memikirkan nasibku, nasib adikku, nasib mama, nasib papa, nasib "Keluarga". Setelah itu banyak perubahan yang terjadi padaku. Aku yang sebelumnya cuek kepada orang lain mendadak jahil. Untuk apa? Aku ingin mereka tertawa karena ulahku karena ketika mereka tertawa karena aku, aku merasa diperhatikan. Diperhatikan adalah perasaan yang tidak pernah aku dapatkan setelah kalian bercerai.

Papa, Mama tau nggak kenapa aku selalu menolak ketika kalian ingin mencium atau memelukku?
Aku ingin kalian melakukan itu bersamaan. Bukan bergantian. Papa meluk lalu setelah itu baru mama. Namun sepertinya tidak akan aku rasakan lagi hal itu.

Mama . . .
Gilang minta maaf sama Mama. Banyak kata-kata yang tidak sepantasnya keluar untuk mama. Gilang stress Ma. Gilang pernah kecewa dan marah banget sama Mama tapi Gilang tetep sayang Mama dan Gilang rasa itu tidak perlu diucapkan dengan kata-kata.

Papa . . .
Gilang bingung Pa. Buat Gilang, pertanyaan yang paling sulit dijawab itu bukan tentang Mat, Fis, Kim tetapi ketika terjadi :
"Gilang, bapak kerja dimana?"
"Jakarta"
"Pulangnya berapa minggu sekali?"
"............................"
Titik-titik itu biasa aku jawab dengan kebohongan Pa. Gilang sayang papa. Aku bakal kangen saat papa ngajak lari pagi saat mama mengandung adik. Aku bakal kangen banget momen itu pah. Papa jagoanku, aku selalu bercerita kepada teman-teman bahwa papa luar biasa dan itu bukan kebohongan.

Bapak . . .
Aku minta maaf juga sama Bapak karena setelah Mama menikah dengan Bapak aku belum menjadi anak yang baik. Bapak tau? Aku sedih ketika Mama bilang kalo Bapak takut sama aku. Bapak bilang aku orangnya dingin. Aku minta maaf banget. Aku ga pengin kaya gitu Pak. Aku sayang Bapak seperti Bapak sayang Mama.

Terima kasih untuk Papa, Mama, dan Bapak. Kalian luar biasa bagi Gilang. Aku tau kalian ingin aku jadi nomor satu. Aku janji aku akan berusaha mewujudkan impianku dengan usahaku sendiri. Aku tidak akan mengecewakan kalian.

"Mungkin didikan keras kalian membuat aku menjadi keras pula dan dianggap bajingan atau apapun oleh orang lain. Namun aku janji aku tidak akan menjadi bajingan untuk Istri dan anak-anakku kelak."

~Terima kasih Papa, Mama, Bapak~

Sabtu, 05 Juli 2014

Bukan Teman Biasa

Masih teringat satu tahun lalu. Ketika kita dipertemukan di sebuah keluarga kecil. Ya, tidak salah lagi saat aku dan kamu berada dalam kelas yang sama.
                Sebenarnya hal itu memang bukan benar-benar awal aku mengenalmu. Saat itupun aku menganggapmu sama seperti yang lain. Sekedar ‘teman’ biasa, tidak lebih sama sekali. Kita biasa bercanda namun menurutku candaan itu masih dalam taraf yang wajar sebagai seorang teman.

Kamis, 05 Juni 2014

My Last Panama

Weeeh udah lama vakum akhirnya nulis lagi nih. Kira - kira pada mau apa nih
temanya? Cinta? Bosen lah, kaya ftv aja hidup galau terus :D
Posting tentang Last Panama aja ya? Mesti pada belum tau kan? Makanya nih tak kasih tau :D

Minggu, 06 Oktober 2013

Tukang Urut Vs Dokter

Anda Jatuh??
JANGAN BURU - BURU DIPIJAT !!
Disini saya akan menceritakan pengalaman pribadi saya beberapa waktu lalu.
Saat itu saya sedang berada di sekolah dan berolahraga basket. Saat melompat saya menabrak salah satu teman saya sehingga saya terjatuh. Kaki saya mendarat pada posisi tidak tepat atau bisa dikatakan bengkok ke dalam hingga berbunyi 'KREEK' . Rasanya sakit luar biasa. bagian engkel saya bengkak dan bisa jadi hipotesis saya tulangnya lepas. Lalu saya langsung ke UKS dan istirahat disana.
Tak lama kemudian orang tua saya datang membawa tukang urut. Kaki saya di urut di loby sekolah. Rasanya sakit sekali namun dia sama sekali tidak menghiraukan perkataan saya. Setelah selesai saya beranjak dari tempat duduk dan mencoba melangkah. Apa yang terjadi?? Kaki saya jauh lebih sakit daripada sebelum diurut. Setelah sampai rumah kaki saya kembali di urut. Saat itu bagian yang sakit ditekan keras hingga terasa sakit sekali. Setelah selesai di urut pun masih terasa sakit.

Beberapa hari kemudian saya ke dokter. Dokter menyarankan untuk di Rontgen. Hasilnya?? Tulang kering dan betis saya patah sehingga harus di gips. Dan itu membutuhkan biaya yang lebih banyak daripada pijat. Niatnya hemat kok malah boros?

Saya hanya ingin mengingatkan, di Indonesia sudah ada dokter maka manfaatkanlah. Ketika dokter sudah berkata bahwa itu hanya keseleo biasa, maka baru dipijat. Malah biarkan saja hingga sembuh sendiri.

Selasa, 03 September 2013

Masalah bukan Masalah

Banyak orang menganggap bahwa dewasa adalah masalah umur. Semakin besar umur maka semakin dewasa orang itu. Namun menurut saya itu salah karena dewasa yang menentukan adalah seberapa besar / banyak masalah yang kita alami. Semakin banyak masalah yang dialami seseorang maka orang tersebut akan bisa lebih dewasa dibandingkan orang lain yang seumuran namun belum pernah menghadapi masalah. Masalah jangan dikeluhkan. Jika kita melihat sisi positivenya maka kita akan jauh lebih berpengalaman dibandingkan orang lain yang masalahnya tidak seperti kita. Kita akan lebh berhati hati dalam melangkah, lebih cermat mengambil keputusan. Semua itu karena pola pikir kita yang sudah berubah menjadi lebih baik karena masalah itu sendiri.

Selasa, 23 April 2013

Apakah UN perlu ditiadakan?

Kali ini saya akan mencoba berpendapat tentang UN yang akhir-akhir ini banyak yang bilang bahwa ini adalah UN terakhir dan di socmed banyak yang bertanya "Apakah kalian setuju apabila UN ditiadakan?"
Jawaban saya adalah tidak setuju. Mengapa? Karena UN adalah tes yang menentukan kualitas siswa di Indonesia agar kemampuan antar sekolah tidak terpaut terlalu jauh. Karena dalam 1 kota saja antar sekolah contoh sekolah x siswanya jauh lebih berkualitas daripada sekolah y. Jika UN ditiadakan dan kelulusan dibuat oleh sekolah masing-masing maka level kesulitan soal sekolah y pasti berbeda dengan level soal di sekolah x. Jika tanpa UN maka SDM di Indonesia bisa menurun.
Ada yang bilang bahwa sekolah terbaik ada di Finlandia walau tanpa UN. Ya memang begitu. SDM nya berbeda. Lihatlah keadaan Indonesia dulu baru dibandingkan dengan negara lain.

Inilah pendapat saya. Jika ada kritik / saran bisa disampaikan melalui fb : http://www.facebook.com/gilangapt atau twitter : @gilangapt
Terimakasih

Rencana Demo Sopir Angkutan Umum di Kabupaten Kebumen

Besok tepatnya tanggal 24 April 2013 direncanakan tidak akan ada angkot yang beroprasi di Kabupaten Kebumen. Hal itu dikarenakan pada sopir akan menggelar aksi demo karena kelangkaan solar. Di SPBU akhir akhir ini banyak antrian truk yang menunggu jatah solar. Hal ini baru pertama kali saya lihat karena selama ini jatah pasokan bahan bakar baik solar maupun premium masih cukup memadai.
Berdasarkan informasi yang saya dapat bahwa pengurangan jatah dikarenakan pemerintah melarang angkutan tertentu menggunakan BBM bersubsidi. Sebenarnya tidak perlu sampai adanya kelangkaan. Menurut saya itu hanya distribusinya tidak pas. Pengurangan disetiap daerah dibuat sama.Itulah yang menyebabkan kelangkaan.
Namun yang ingin saya bahas bukan kelangkaan solarnya melainkan cara komplain sopir yang menurut saya buang buang waktu saja. Apakah dengan berdemo suara kita pasti didengar? Tentu tidak. Jika kita memilih jalan lain contohnya perwakilan menemui pegawai pemerintahan dikabupaten ( Namanya saya lupa ) lalu bertanya baik baik tentang apa sih yang menyebabkan solar jadi langka. Itu jauh lebih efektif. Waktu yang seharusnya bisa mereka gunakan malah disia siakan begitu saja. Karena bardasarkan sumber yang saya dapat itu pembatasan kuota bukan untuk umum namun untuk tertentu saja. Lagipula hal itu juga merugikan orang lain. orang lain bisa was-was, macet, dan bisa menelan korban jiwa. Orang yang berdemo 95% berusia lebih tua dari siswa sekelas SMP. Jika hal itu dicontoh bagaimana? Apa kalian (para sopir) tidak berpikir sampai segitu? Apa bangsa ini akan ditumbuhi rakyat yang suka demo? Jika 'iya' maka kasihan Indonesia.
Ya ini hanya pemikiran dari saya. Bisa jadi bahan pertimbangan.

Followers

Copyright 2012 Blog Resmi Gilangapt | Designed By Kang Mis.