Popular Posts

Blog Feed Kawan

Sabtu, 05 Juli 2014

Bukan Teman Biasa

Masih teringat satu tahun lalu. Ketika kita dipertemukan di sebuah keluarga kecil. Ya, tidak salah lagi saat aku dan kamu berada dalam kelas yang sama.
                Sebenarnya hal itu memang bukan benar-benar awal aku mengenalmu. Saat itupun aku menganggapmu sama seperti yang lain. Sekedar ‘teman’ biasa, tidak lebih sama sekali. Kita biasa bercanda namun menurutku candaan itu masih dalam taraf yang wajar sebagai seorang teman.

                Sampai pada beberapa bulan yang lalu semua berubah. Ya, tepat sekali, aku merasa kita semakin masuk ke dalam zona nyaman. Aku merasa nyaman akan semua perhatian yang kau tujukan kepadaku. Kamu mampu membuat aku kehilangan sesuatu di hari-hariku bila kamu tak ada kabar. Kamu mampu mengubah irama jantungku saat aku melihatmu. Kamu mampu membuat aku tersenyum ketika aku marah hanya dengan berkata “Laaang. . . sabar”.  Saat itu benar-benar saat dimana aku menjadi bersemangat menyiapkan event kelas kita. Lelahku seperti hilang ketika mendengar “aku pulang duluan ya. . .” lalu dilanjutkan dengan melihat senyummu. Mungkin pada saat itu aku hanya menjawab “Yaa”, namun taukah kamu? Batinku merasa sangat senang. Aku merasa bahwa aku mempunyai nilai lebih dimatamu.
                Dulu , aku memang sering mendengar curhatanmu tentang dia. Akupun saat itu biasa saja. Namun sekarang berbeda, aku sama sekali tidak ingin mendengar apapun darimu tentang dia. Aku ingin kamu menghapus dia dari ingatanmu. Aku egois? Yaa, aku memang merasa begitu. Secara logika memang kita tidak boleh egois, namun perasaan mengalahkan logika . . .
                Ada istilah “Kita tidak pernah tau kapan hubungan kita akan berubah arah” . Mulai teman biasa menuju teman dengan tidak biasa. Namun aku sempat bingung, mengapa kamu berubah disaat aku merasa bahwa kamu “bukan teman biasa”. Saat itu kondisiku benar-benar serba salah. Aku ingin menghubungimu, namun respon datarmu berkali-kali mematahkan niat itu. Bukannya aku berhasil menghilangkan keinginan itu, namun aku tidak ingin membuatmu unmood . Aku tidak ingin merusak harimu dengan pesanku yang tidak penting seperti “hay, apa kabar? Jangan lupa makan yaa J. Namun percayalah aku sangat ingin mengirimkan pesan seperti itu.
                Beberapa malam yang lalu akhirnya aku mengetahui alasanmu seperti itu. Mengubah perasaan memang tak semudah mengerjakan ulangan fisika. Dan aku bisa paham kok. Namun aku pikir yang terbaik saat ini adalah fokus ke UN yang sebentar lagi kita hadapi. Aku tidak ingin hal ini mengganggu konsentrasimu. Tapi, perasaanku tidak berubah. Tidak selamanya sesuatu akan terus tidak sehat kan? Pasti ada waktu dimana hal itu menjadi sehat. Dan kamu terlalu berharga untuk dilepas tanpa perjuangan.
“aku percaya kita bisa berdua untuk bahagia”


@gilangapt         

2 komentar:

  1. jiahahaha, ada yang lagi jatuh cinta DOR! :D

    BalasHapus
  2. Cerita ini bukan fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama, sifat, tempat, kejadian, semua meruoakan unsur kesengajaan.

    BalasHapus

Followers

Copyright 2012 Blog Resmi Gilangapt | Designed By Kang Mis.